An Experimental Newspaper by Semester 4 (4C) Journalism Students

Home � Aku yang Mengengsot dalam Ruangan Sempit

Aku yang Mengengsot dalam Ruangan Sempit

Sayup sahaja ku dengar embun pagi menitiskan air matanya pada sang bumi. 
Aku yang kian dahagakan pahala pagi itu, membuka seluasnya ruang mulut ku demi menadah setitis kasih suci di subuh hari.
Apakah aku masih belum mengerti bezanya terik mentari zuhur dan juga terbit mentari fajar?
 
Meski pun aku masih sesat dalam hatiku sendiri, namun aku tidak pernah berhenti mencari.
Lilin yang ku genggam kukuh setiap masa terpadam dek hembusan nafas ku sendiri.
Sesekali aku berada dalam kegelapan namun aku masih berpaut pada jalan utama.
Tika satu masa aku nyalakan kembali lilin itu dan teruskan perjalanan yang lurus ini.
Aku tidak mengerti mengapa aku kian jauh dan tidak mampu untuk berjalan lurus dalam lembaran ini? 
Bimbingan telah disediakan tapi aku tetap juga mendengar bisikan-bisikan halus dari dinding iman itu.
Apa sebenarnya yang aku kejarkan dalam hidup ku ini?

Apa yang aku harapkan dalam bayangan ku sendiri?
Apa yang aku dambakan dari kasih rakan yang sering memerhati?
Apa aku ini?
Lumrah tidak semestinya lurus.
Cahaya tidak seharusnya terang.
Liku tak semestinya bengkok.
Jalan tidak semestinya berdiri.
Untuk bergerak, aku terpaksa mengengsot demi mencari laluan abadi.
InsyaAllah.
Ezzat Asyiq Azhar, Ijazah Sarjana Muda Komunikasi dan Pengajian Media (Kepujian) (Penyiaran)

Gambar Hiasan

0 comments to "Aku yang Mengengsot dalam Ruangan Sempit"

Leave a comment